AyankMams

AyankMams

Kamis, 15 Juli 2010

Perpeloncoan…..


Oleh: Imam Solehudin
Tahun ajaran baru. Sebuah momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh setiap siswa. Seragam baru, buku baru, dan sejumlah hal-hal lainnya selalu identik dengan tahun ajaran baru. Khusus bagi mereka yang beralih jejang sekolah, entah itu sd, smp, atapun sma, ada semacam tradisi pengenalan sekolah, atau lazim disebut Masa Orientasi Siswa (MOS). Kita tentu sering melihat, seorang siswa mengenakan perlengkapan sekolah yang tidak seperti biasanya, seperti tali sepatu yang terbuat dari rafia, rambut yang diikat dengan pita berwarna-warni bagi siswi, bahkan tas dari karung beras, bisa dipastikan mereka sedang menjalani MOS. Tradisi yang diberlakukan di hampir setiap sekolah ini sebenarnya sangat bagus terhadap siswa-siswi baru, terutama untuk proses adaptasi terhadap sekolah dan teman baru. Melalui MOS, mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Biasanya kegiatan MOS lebih ditikberatkan pada membangun chemistry antara sesama siswa baru, serta dengan siswa lama (senior).
Sayang, di beberapa sekolah justru ajang ini dipakai sebagai “pelampiasan” (perpeloncoan) senior kepada junior. Junior dijadikan objek perpeloncoan, baik itu bersifat fisik maupun non fisik, misalnya diberikan hukuman yang tidak wajar atau dibentak-bentak. Tak ayal tujuan MOS yang tadinya untuk membantu proses adaptasi siswa baru terhadap sekolah seolah berubah menajadi “lahan” perpeloncoan. Tindakan seperti ini sangat beresiko terhadap kondisi psikologis para siswa, mereka bisa terkena trauma sehingga nantinya bisa berdampak pada proses belajarnya dikemudian hari. Sekolah sebagai institusi yang berwenang, sudah semestinya harus mengwasi lebih ketat disetiap penyelenggaraan MOS. Kontrol ini diperlukan terutama untuk mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang mengarah pada kekerasan terhadap siswa.

0 komentar:

Posting Komentar