AyankMams

AyankMams

Jumat, 03 September 2010

Diplomasi “Memble” ala Pemerintah

Oleh Imam Solehudin

Minggu ini berita di seluruh harian nasional mengupas isu yang hamper sama, yakni soal ketegangan hubungan Indonesia- Malaysia. Aksi Demonstrasi yang dilakukan masa bebebrapa waktu lalu di depan kedutaan besar Malaysia membuat hubungan dua negara teangga itu kembali memanas. Seperti yang diberitakan masa melempari kedubes Malaysia, sebagai bentuk kekecewaan terhadap tindakan sewenang-wenang aparat negeri Jiran yang menangkap dua petugas DKP.

Sayang, sikap pemerintah kita justru berbanding terbalik dengan rakyat. SBY lewat pidato kenegaraannya kembali memeperlihatkan ketidaktegasannya sebagai pemimpin bangsa. Lewat pidatonya, SBY seolah-olah takut bila kita memutuskan hubungan dengan Malaysia. Salah satu alasannya karena keberadaan para TKI yang jumlahnya lebih dari 2 juta jiwa mengais rejeki disana. Bila melihat dari perspektif lain, justru ini yang menjadi senjata kita untuk mengancam Malaysia. Bayangkan saja, jika seluruh TKI ditarik oleh pemerintah, bisa dipastikan mereka akan kelabakan. Proses pembangunan infrastruktur dipastikan akan terhambat, sebab mayoritas pekerjanya berasal dari Indonesia.

Presiden terkesan lembek dalam merespon tindakan Malaysia. Padahal, bukan kali ini saja mereka membuat ulah. Sudah sudah sering mereka menginjak-injak harga diri bangsa. Contoh konkretnya adalah bagaimana nasib para TKW yang mengalami tindak kekerasan. Berapa banyak dari mereka yang hingga kini proses hukumnya belum juga tuntas.

Diplomasi “memble” yang ditujukan pemerintah justru bukannya mendinginkan suasana, malah membuat rakyat kita semakin memanas. Rakyat menginginkan sikap yang tegas menyikapi persoalan ini. Bukan apa apa, sebab hal ini menyangkut persoalan kedaulatan bangsa. Bagaimana mungkin bangsa kita akan dihargai oleh negara lain, jika kedaulatan negera kita saja tidak dihormati..

Pemerintah nampaknya harus berkaca pada kepemimpinan Soekarno yang tegas. Ketika terjadi konfrontasi dengan Malaysia, dengan lantangya presiden pertama NKRI tersebut meneriakan slogan “Ganyang Malaysia”. Inilah bukti konkret seorang pemimpin yang begitu responsive dan reaktif terhadap persoalan bangsa. Seandainya saja Soekarno masih hidup, pastilah beliau akan tertawa melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini.