AyankMams

AyankMams

Senin, 22 Maret 2010

Life Style for Better World
Oleh Imam Solehudin
Kondisi bumi saat ini begitu memperihatinkan. Alam kini sudah tidak bersahabat lagi dengan manusia. Berbagai bencana yang terjadi dalam satu dasawarsa terakhir akibat dari kondisi alam yang rusak dan semakin sulit untuk diprediksi. Pergantian musim misalnya, Indonesia sebagaimana yang kita tahu mengalami dua kali pergantian musim setiap tahunnya, yakni hujan dan panas. Pergantian musim tersebut berlangsung setiap enam bulan sekali. Tapi apa yang terjadi sekarang, pergantian musim kini sulit untuk diprediksi. Terkadang musim hujan lebih panjang ketimbang musim panas, begitu pula sebaliknya. Akibatnya terjadi berbagai krisis, seperti air, tanah dan pangan. Keadaan serupa juga terjadi di beberapa negara lainnya.
Pemanasan global terjadi karena meningkatnya efek dari gas rumah kaca. Gas-gas seperti karbonmonoksida yang berasal dari emisi kendaraan bermotor dan industri, metana yang dihasilkan oleh limbah peternakan (N2O), serta penggunaan cloro fluro carbon (CFC) terhadap peralatan elektronik seperti kulkas dan air conditioning (AC), merupakan penyebab terjadinya global warming. Dalam ambang batas normal, gas-gas tersebut memang sangat bermanfaat, terutama untuk menghangatkan suhu bumi. Kenyataannya sekarang berbeda, karbondioksida misalnya, dari hasil riset salah seorang pegiat lingkungan, tingkat CO2 di atmosfer kini telah mencapai pada angka 380 ppm, hampir mendekati angka 400 (Lynas, 2009). Jika kondisi itu terjadi, seperti yang diungkap Lynas dalam bukunya Six Degrees: Our Future on a Hotter Planet (Enam Derajat: Masa Depan Kita di Planet yang Semakin Panas) maka bumi akan mengalami kenaikan suhu sebesar dua derajat celcius. Pada tingkat kenaikan suhu tersebut permukaan laut diprediksi akan mengalami kenaikan sebesar tujuh meter secara global. Bisa dibayangkan jika itu sampai terjadi, berapa banyak pulau-pulau kecil yang terendam. Pertanyaan yang harus kita jawab sekarang adalah sejauh mana upaya yang telah kita lakukan untuk mencegah hal itu. Apakah kita sudah melakukan hal yang konkret dalam upaya melestarikan alam?
. Negara-negara di dunia saat ini tengah berupaya mencari jalan keluar atas masalah krisis perubahan ikilm yang terjadi saat ini, diantaranya dengan mengurangi jumlah emisi karbon, reboisasi hutan, dan beragam hal lainnya. Dalam upaya menjaga kelestarian bumi, manusia merupakan unsur terpenting yang tidak bisa dipisahkan. Mereka bisa dikatakan menjadi decision maker (penentu keputusan) dan policy maker (pembuat kebijakan) terhadap kelangsungan kehidupan bumi. Tak bisa dipungkiri bahwa apa yang menjadi kebiasaan-kebiasaan manusia (pola hidup) sangat berdampak terhadap bumi. Terjadinya krisis kerusakan lingkungan, krisis air, tanah, dan pangan selama ini lebih disebabkan ulah tangan manusia itu sendiri ketimbang oleh bencana alam.
Gaya hidup (life style) seseorang memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan konservasi alam. Hal itu mencakup kebiasaan makan, penggunaan kendaraan, barang-barang kosmetik, dan mengurangi pemakaian plastik. Pola kebiasaan makan misalnya, orang yang vegetarian (tidak memakan daging) memiliki pola makan yang ramah lingkungan ini dikarenakan mereka hanya tidak mengkonsumsi hasil ternak. Riset oleh Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago berkesimpulan, dengan mengganti pola makan hewani menjadi vegetarian, 50 persen lebih efektif mencegah global warming (kompas.com). Selain oleh karbondioksida (CO2) pemanansan global juga disebabkan oleh metana yang dihasilkan oleh lindustri peternakan. Artinya, dengan mengurangi konsumsi daging secara tidak langsung telah menekan jumlah emisi gas metana dan meminimalisir dampak perubahan iklim. laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) berjudul "Livestcok’s Long Shadow", melaporkan bahwa 18 persen pemanasan global yang terjadi saat ini akibat dari industri peternakan di dunia. Angka ini lebih besar dari pemanasan akibat seluruh (jenis) transportasi di dunia yang hanya 13 persen (kompas.com). Lain lagi dengan penelitian yang dilakukan oleh salah satu organisasi pemerhati lingkungan greenpeace, dalam laporannya menyebutkan bahwa industri peternakan sapi merupakan penyebab terbesar pembabatan hutan di dunia. Penelitian greenpeace di hutan Amazon membuktikan bahwa 80% wilayah hutan disana habis digunakan untuk peternakan sapi dan lahan menanam kedelai untuk pakan ternak. Jadi jelas bahwa industri peternakan memiliki peranan penting dalam meningkatnya efek gas rumah kaca terhadap kondisi bumi. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam mencegah dampak dari pemanasan global adalah dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Seperti yang dijelaskan diatas, kendaraan bermotor merupakan penghasil utama gas CO2, dan tingkat CO2 di bumi saat ini telah mencapai 380 ppm, hampir mendekati angka 400 ppm yang menurut hasil penelitian Lynas berpotensi menaikan suhu bumi menjadi dua derajat celcius.
Program bike to work adalah salah satu solusi yang paling mudah untuk dilakukan guna mengurangi tingkat emisis karbon, karena sepeda tidak mengeluarkan emisi sebagaimana halnya kendaraan bermotor. Selain itu, gaya hidup bersepeda juga sangat baik untuk kesehatan, baik itu untuk pribadi maupun bumi. Perlu dicatat gaya hidup berkendara (bicycle lifestyle) sepeda merupakan upaya yang sangat simple namun bermanfaat besar.
Life Style for Better World
Oleh Imam Solehudin


Kondisi bumi saat ini begitu memperihatinkan. Alam kini sudah tidak bersahabat lagi dengan manusia. Berbagai bencana yang terjadi dalam satu dasawarsa terakhir akibat dari kondisi alam yang rusak dan semakin sulit untuk diprediksi. Pergantian musim misalnya, Indonesia sebagaimana yang kita tahu mengalami dua kali pergantian musim setiap tahunnya, yakni hujan dan panas. Pergantian musim tersebut berlangsung setiap enam bulan sekali. Tapi apa yang terjadi sekarang, pergantian musim kini sulit untuk diprediksi. Terkadang musim hujan lebih panjang ketimbang musim panas, begitu pula sebaliknya. Akibatnya terjadi berbagai krisis, seperti air, tanah dan pangan. Keadaan serupa juga terjadi di beberapa negara lainnya.
Pemanasan global terjadi karena meningkatnya efek dari gas rumah kaca. Gas-gas seperti karbonmonoksida yang berasal dari emisi kendaraan bermotor dan industri, metana yang dihasilkan oleh limbah peternakan (N2O), serta penggunaan cloro fluro carbon (CFC) terhadap peralatan elektronik seperti kulkas dan air conditioning (AC), merupakan penyebab terjadinya global warming. Dalam ambang batas normal, gas-gas tersebut memang sangat bermanfaat, terutama untuk menghangatkan suhu bumi. Kenyataannya sekarang berbeda, karbondioksida misalnya, dari hasil riset salah seorang pegiat lingkungan, tingkat CO2 di atmosfer kini telah mencapai pada angka 380 ppm, hampir mendekati angka 400 (Lynas, 2009). Jika kondisi itu terjadi, seperti yang diungkap Lynas dalam bukunya Six Degrees: Our Future on a Hotter Planet (Enam Derajat: Masa Depan Kita di Planet yang Semakin Panas) maka bumi akan mengalami kenaikan suhu sebesar dua derajat celcius. Pada tingkat kenaikan suhu tersebut permukaan laut diprediksi akan mengalami kenaikan sebesar tujuh meter secara global. Bisa dibayangkan jika itu sampai terjadi, berapa banyak pulau-pulau kecil yang terendam. Pertanyaan yang harus kita jawab sekarang adalah sejauh mana upaya yang telah kita lakukan untuk mencegah hal itu. Apakah kita sudah melakukan hal yang konkret dalam upaya melestarikan alam?
. Negara-negara di dunia saat ini tengah berupaya mencari jalan keluar atas masalah krisis perubahan ikilm yang terjadi saat ini, diantaranya dengan mengurangi jumlah emisi karbon, reboisasi hutan, dan beragam hal lainnya. Dalam upaya menjaga kelestarian bumi, manusia merupakan unsur terpenting yang tidak bisa dipisahkan. Mereka bisa dikatakan menjadi decision maker (penentu keputusan) dan policy maker (pembuat kebijakan) terhadap kelangsungan kehidupan bumi. Tak bisa dipungkiri bahwa apa yang menjadi kebiasaan-kebiasaan manusia (pola hidup) sangat berdampak terhadap bumi. Terjadinya krisis kerusakan lingkungan, krisis air, tanah, dan pangan selama ini lebih disebabkan ulah tangan manusia itu sendiri ketimbang oleh bencana alam.
Gaya hidup (life style) seseorang memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan konservasi alam. Hal itu mencakup kebiasaan makan, penggunaan kendaraan, barang-barang kosmetik, dan mengurangi pemakaian plastik. Pola kebiasaan makan misalnya, orang yang vegetarian (tidak memakan daging) memiliki pola makan yang ramah lingkungan ini dikarenakan mereka hanya tidak mengkonsumsi hasil ternak. Riset oleh Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago berkesimpulan, dengan mengganti pola makan hewani menjadi vegetarian, 50 persen lebih efektif mencegah global warming (kompas.com). Selain oleh karbondioksida (CO2) pemanansan global juga disebabkan oleh metana yang dihasilkan oleh lindustri peternakan. Artinya, dengan mengurangi konsumsi daging secara tidak langsung telah menekan jumlah emisi gas metana dan meminimalisir dampak perubahan iklim. laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) berjudul "Livestcok’s Long Shadow", melaporkan bahwa 18 persen pemanasan global yang terjadi saat ini akibat dari industri peternakan di dunia. Angka ini lebih besar dari pemanasan akibat seluruh (jenis) transportasi di dunia yang hanya 13 persen (kompas.com). Lain lagi dengan penelitian yang dilakukan oleh salah satu organisasi pemerhati lingkungan greenpeace, dalam laporannya menyebutkan bahwa industri peternakan sapi merupakan penyebab terbesar pembabatan hutan di dunia. Penelitian greenpeace di hutan Amazon membuktikan bahwa 80% wilayah hutan disana habis digunakan untuk peternakan sapi dan lahan menanam kedelai untuk pakan ternak. Jadi jelas bahwa industri peternakan memiliki peranan penting dalam meningkatnya efek gas rumah kaca terhadap kondisi bumi. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam mencegah dampak dari pemanasan global adalah dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Seperti yang dijelaskan diatas, kendaraan bermotor merupakan penghasil utama gas CO2, dan tingkat CO2 di bumi saat ini telah mencapai 380 ppm, hampir mendekati angka 400 ppm yang menurut hasil penelitian Lynas berpotensi menaikan suhu bumi menjadi dua derajat celcius.
Program bike to work adalah salah satu solusi yang paling mudah untuk dilakukan guna mengurangi tingkat emisis karbon, karena sepeda tidak mengeluarkan emisi sebagaimana halnya kendaraan bermotor. Selain itu, gaya hidup bersepeda juga sangat baik untuk kesehatan, baik itu untuk pribadi maupun bumi. Perlu dicatat gaya hidup berkendara (bicycle lifestyle) sepeda merupakan upaya yang sangat simple namun bermanfaat besar.

Kamis, 18 Maret 2010

Mengembalikan Esensi “Demonstrasi”
Oleh Imam Solehudin*

Didalam kehidupan berdemokrasi, kebebasan menyatakan pendapat (aspirasi), termasuk mengkritisi kebijakan yang dibuat pemerintah adalah suatu hal yang sangat penting dalam upaya menciptakan suatu clean government serta good govenrment (tata kelola pemerintahan yang baik). Secara tegas negara menjamin kebebasan warganya dalam menyampaikan pendapat dan tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28. Ini membuktikan bahwa dalam menyampaikan aspirasinya, rakyat diberi kebebesan penuh oleh negara. Kebebasan yang diberikan pun harus dipahami bahwa bukan sebebas-bebasnya, tapi tetap berpegangan terhadap nilai moral dan etika.
Sebagaimana yang kita tau, akhir-akhir ini media sangat intens dalam memberitakan soal demonstrasi yang menjurus anarki (kerusakan). Secara terminologi, demonstrasi merupakan proses penyampaian aspirasi (jalan) terakhir ketika suatu masalah tidak menemui titik terang. Ini merupakan sesuatu hal yang lumrah dalam sebuah proses berdemokrasi. Demonstrasi juga bisa dikatakan sebagai upaya dalam melakukan intervensi terhadap pemerintah dalam mengkritisi setiap kebijakan yang dibuat.
Ada satu hal yang sering dilupakan masyarakat ketika melakukan demonstrasi, yaitu soal kesantunan/etika didalam menyampaikan pendapat. Tak jarang kita melihat aksi-aksi yang dilakukan para demonstran merugikan berbagai pihak.Mereka merusak berbagai fasilitas umum, mencederai orang, bahkan tak sedikit yang berujung pada kematian sehingga esensi demonstrasi yang sejatinya merupakan ciri dari sebuah negara demokrasi berubah menjadi aksi anarki. Etika dan sopan santun merupakan hal yang paling utama dalam setiap proses komunikasi. Tanpa adanya etika mustahil terjadi sebuah kesepahaman komunikasi. Dalam kaitannya dengan demonstrasi, pemerintah memang menjamin kebebasan dalam mengekspresikan aspirasinya, tapi bukan berarti demonstrasi menjadi kebablasan kemudian menajadi anarki.
Diperlukan sebuah persiapan matang memang ketika kita hendak melakukan aksi. Fungsi manajemen dalam demonstrasi sangat penting terutama untuk mengontrol massa. Hal ini berlaku juga untuk pihak aparat sebagai pengaman. Merekalah yang bertanggung jawab didalam mengontrol kondisi di medan aksi. Pihak aparat, terutama kepolisian pun harus betul-betul bersikap profesional terhadap para demonstran, karena tidak mungkin terjadi sebuah kericuhan tanpa ada sebab. Sering kita melihat bahwa beberapa oknum polisi melakukan tindak kekerasan terhadap para demonstran, dan tak jarang melakukan provokasi. Mari kita kawal proses demokrasi di negeri ini. Semoga peristiwa yang terjadi di Makasar beberapa waktu lalu bisa dijadikan sebuah pelajaran bagi kita semua.

Kamis, 11 Maret 2010

Minggu, 07 Maret 2010

Koalisi “Kebenaran”
Oleh Imam Solehudin
Entah sampai kapan pansus selesai menguak tabir kasus bailout bank century. Hingga tiga bulan masa kerja pansus, belum ada titik terang soal penyelesaian dana talangan bank sebesar 6,3 triliun itu. Justru yang terjadi malah sebaliknya, fraksi ـ fraksi yang ada di pansus kini terpecah menjadi dua kubu, pertama yang menyatakan bahwa pengucuran dana talangan century sudah sesuai dengan prosedur dan tidak melanggar. Kelompok ini diwakili oleh fraksi partai demokrat (FـPD), fraksi partai kebangkitan bangsa (F־PKB),dan fraksi partai persatuan pembangunan (F־PPP). Sedangkan enam fraksi lainnya seperti, PDIP, Hanura, Gerindra, Golkar, PKS, dan PAN bersepakat bahwa, telah terjadi pelanggaran terhadap pengucuran dana bailout century. Hal terebut diungkapkan dalam laporan kesimpulan sementara fraksi, terhadap kasus century beberapa waktu yang lalu.
Ada yang menarik disini, beberapa partai yang notabene berkoalisi dengan pemerintah, yakni fraksi PKS, PAN, Golkar, memiliki pandangan bertolak belakang dengan mitra koalisi mereka, yakni partai demokrat. Ketiga fraksi itu tetap berpendapat bahwa ada banyak indikasi pelanggaran pada proses bailout terhadap bank yang kini sudah berganti nama menjadi bank mutiara tersebut, oleh kubu pemerintah mereka dicap “membelot” terhadap pemerintah, sehingga sepertinya ingin menjatuhkan pemerintahan. Indikasi itu terlihat ketika mereka menyampaikan argumenـargumen soal century yang menyatakan bahwa mantan gubernur Bank Indonesia serta mantan ketua KSSK (Komite Strabilitas Sistem Keuangan), Boediono dan Sri Mulyani harus bertanggung jawab terhadap kasus ini. Pandanganـpandangan yang dilontarkan ketiga fraksi itu membuat gerah sejumlah para petinggi partai demokrat, mereka mendesak agar presiden SBY melakukan perombakan kabinet. Alasannya, mitra kolalisi partai yang sekarang dinilai sudah tidak loyal lagi terhadap pemerintah, mereka seolah־olah berjalan masing־masing, tidak sejalan lagi dengan pemerintah. Isu reshuffle kabinent pun mencuat, sejumlah nama־nama menteri diisukan akan diganti, seperti Siswono (menteri pertanian), Fadel Muhammad (menteri kelautan), dan Zulkifli Hasan (menteri kehutanan).
Pertanyaanya sekarang adalah apakah mungkin SBY melakukan perombakan kabinet yang baru seumur jagung ini?. Kebijakan reshuffle merupakan hak prerogratif presiden dan telah diatur dalam undangـundang. Intervensi dari partai seharusnya tidak perlu dilakukan, karena dalam hal ini SBY bukanlah sebagai pimpinan partai, melainkan pimpinan negara, artinya presiden dalam hal ini harus objektif dalam melakukan penilaian dan tidak mengambil keputusan karena atas desakan beberapa pihak, sehingga keputusan yang diambil bukan karena adanya unsur politis. SBY pun nampaknya harus berpikir ulang jika memang memutuskan untuk melakukan perombakan kabinet, bila itu terjadi masyarakat pasti akan menduga ada unsur politis dibalik pengambilan keputusannya. Selain itu, rakyat akan menilai bahwa SBY tidak konsisten dalam mengambil keputusan. Hal ini karena dalam sebuah pidato kenegaraaan yang disampaikannya beberapa waktu lalu, mengenai evaluasi 100 hari kinerja pemerintahannya, secara jelas presiden mengklaim bahwa seluruh menteri kabinet Indonesia Bersatu II, telah berhasil melaksanakan program kerja 100 hari dengan hasil sangat memuaskan, tak terkecuali menteri ـmenteri yang berasal dari ketiga parpol yang berbeda pandangan dengan pemerintahan (Golkar, PKS, dan PAN).
Dalam kehidupan berdemokrasi, berkoalisi adalah suatu hal yang penting dalam upaya memperkuat posisi pemerintah, tak terkecuali di parlemen. Sebuah partai yang memutuskan untuk berkongsi dengan pemerintah memang harus memiliki komitmen untuk menjadi pendukung pemerintah, namun bukan berarti sebuah koalisi harus tunduk dan patuh secara mutlak menuruti setiap kebijakan yang dibuat, karena tujuan dari berkoalisi haruslah semataـmata untuk mencipatakan pemerintahan yang bersih. Artinya, jika pemerintah melakukan kesalahan maka pihak koalisi harus berani membongkarnya. Ini sebenarnya yang sering dilupakan, kesepakatan yang terjalin hanya untuk kekuasaan semata dan memperkuat bargaining position saja dimata rakyat, mereka lupa bahwa tugas berkoalisi bukan hanya untuk memperkuat otoritas Negara, melainkan melakukan controlling (pengawasan) terhadap jalannya pemerintahan, sehingga akan tercipta sebuah keseimbangan di dalam pemerintahan (good governance).

Kamis, 04 Maret 2010

Akhir Drama Kasus Century
Oleh Imam Solehudin

Kerja keras panitia khusus angket century selama lebih dari tiga bulan akhirnya membuahkan hasil. Dalam hasil rapat paripurna DPR terhdap bank century malam tadi (3/3), sebanyak 325 anggota dewan sepakat memilih opsi C yakni adanya pelanggaran terhadap proses bailout dan pemberian fasilitas pendanaan jangka panjang (FPJP) pada bank century. Pihak C ini diwakili oleh fraksi PDIP, Gerindra, Hanura, PKS, Golkar, dan PPP. Fraksi demokrat beserta koalisinya, PKB dan PAN tetap keukeuh dengan pendiriannya, 212 anggota dewan dari ketiga fraksi itu menilai bahwa langkah pemerintah dalam melakukan proses bailout sudah sesuai dengan aturan, alasannya karena Indonesia saat itu sedang dalam kodisi darurat. Mereka khawatir jika hal tersebut tidak dilakukan akan mengganggu stabilitas ekonomi negara, apalagi saat itu sedang terjadi krisis global.
Sidang paripurna DPR agenda pertama selesai sekitar pukul 13.00 waktu setempat, dan diskors selama 1 jam, sehingga agenda vooting pun ditunda. Sidang yang seharusnya dimulai kembali pada pukul 14.00, mendadak molor selama 7 jam dan baru dimulai kembali pada pukul 20.00. Penundaan sidang terkait rapat internal yang dilakukan pimpinan DPR dan fraksi mengenai pembahasan mekanisme pengambilan keputusan fraksi terhadap kasus ini. Sekitar pukul 22.00 barulah dilakukan vooting terbuka untuk proses pengambilan suara. Akhirnya, opsi C lah yang akhirnya dipilih oleh mayoritas anggota dewan dengan total 325 suara. Sedangkan sisanya sebanyak 212 memilih opsi C. Pada saat proses pengambilan vooting terbuka terjadi sebuah kejutan, fraksi PPP yang tadinya abstain memilih opsi C bergabung dengan fraksi PDIP, PKS, Golkar, Hanura, dan Gerindra. Langkah mengejutkan partai yang dipimpin oleh Surya Dharma Ali tersebut mendapat apresiasi yang luar biasa dari fraksi lain. Sebelumnya, kejutan juga terjadi ketika salah seorang anggota fraksi PKB yakni Lily Wahid memilih untuk tidak mengikuti mayoritas anggota fraksinya yang memilih opsi A. Menurut adik kandung dari Gus Dur itu, dirinya memiliki bukti adanya pelanggaran terhadap proses pemberian dana talangan sebesar 6,7 triliun terhadap bank century, sehingga ia tidak bisa memilih opsi A.
Rapat sendiri dihujani banyak interupsi. Sidang paripurna yang diketuai oleh Marzuki Ali tersebut beberapa kali diwarnai kericuhan. Beberapa anggota dewan dari berbagai fraksi melakukan interupsi terhadap jalannya proses sidang. Sebagian fraksi menginginkan agar langsung diadakan vooting terbuka, pasalnya jika tiap fraksi harus kembali membacakan pandangan kesimpulan akhirnya, hal itu bisa membuang waktu. Namun ususlan itu ditentang oleh fraksi lainnya. Fraksi demokrat misalnya, menginginkan agar setiap fraksi menyampaikan pandangan akhirnya, karena dalam agenda rapat, sebelum dilakukan vooting harus terlebih dahulu dilakukan pembacaan kesimpulan akhir tiap fraksi. Tak pelak kondisi rapat pun tidak kondusif, suasana gaduh pun mengiringi jalannya rapat. Ditengah-tengah jalannya sidang, saat anggota dewan menyampaikan argumen mengenai agenda rapat paripurna, lagi-lagi anggota dewan melakukan tindakan yang kurang pantas, saat penyampaian tersebut, sejumlah wakil rakyat berbondong-bondong keluar meninggalkan ruangan sidang karena mereka merasa bosan dengan rapat yang bertele-tele. Hal ini membuat ruangan sidang menjadi tampak kosong. Kondisi ini pun memicu salah seorang anggota dewan dari fraksi PDIP yaitu Panda Nababan memprotes apa yang dilakukan mereka.
Setelah pimpinan DPR mendengarkan usulan para anggota dewan. Akhirnya disepakati bahwa tiap fraksi harus menyampaikan kesimpulan akhir terhadap kasus century. Fraksi PDIP, Golkar, PKS, Hanura, dan Gerindra sepakat memilih opsi C, menilai bahwa ada indikasi pelanggaran tindak pidana korupsi, perbankan, dan penyalahgunaan wewenang dalam kasus bailout bank yang mengakibatkan kerugian negara 6,7 triliun itu. Sementara fraksi partai dan demokrat menilai bahwa tidak ada pelanggaran dalam proses pemberian dana talangan terhadap bank century dan kedua fraksi tersebut memilih pilihan A. Sedangkan dua fraksi lainnya yakni, PPP dan PAN abstain, tidak memilih opsi manapun karena menurut pendapat kedua fraksi ini, baik opsi A maupun C sama-sama benar. Ada hal menarik saat pembacaan kesimpulan akhir tiap fraksi kemarin (3/3), gerindra yang tadinya diprediksi akan memilih opsi A secara mengejutkan memilih opsi C, sontak para fraksi yang tergabung dalam oposisi memberikan standing aplause terhadap gerindra yang diwakili oleh Ahmad Muzani.

Selasa, 02 Maret 2010

Hari kedua PKL....Sidang Century.....

Imam Solehudin
Gk kerasa...
Gw dah PKL za....ni sekaligus semester terakhir gw ngampus di Diploma IPB.
Yuppzzz..hampir tiga tahun gw kuliah di itu tempat.
Hari ini tuh hari kedua PKL (Praktek Kerja Lapangan) istilah umumnya "Magang". Gw PKL di lembaga konsultan pelatihan dan manajemen SDM..
Alhamdulillah sampai hari kedua ini semuanya lancar tanpa ada hambatan apapun, mudah2an ini berlangsung sampai akhir PKL amin,,-)
BTW hari pertama kmaren gw PKL, gw belajar n dikenalin alat ma bhan2 pa za yang mesti dipersiapin seorang trainer sebelum ngsih training..trus gw juga sedikit ngebantu staf kantornya buat nyari alamat sekolah pake "GOOGLE EARTH"..ribet banget dah pkoknya, tapi yang pasti tuh sekolah akhirnya ketemu juga..heheeh
Hari kedua gw PKL...Susana kantor cukup sepi, maklum beberapa staf kantor lagi sibuk persiapan buat acara training besok, trus ada juga yang sakit.
Gw hari ini belajar mengenai profil tempat gw magang, yang gw lakuin nge"broswer" situs pumping n sekaligus ngambil data-data seputar pumping,lumayan iseng-iseng buat nycil bahan TA. Sesekali gw liat berita di internet tentang berita sidang paripurna kasus bank century, gk nyangka bgd tuh sidang bakalan ricuh. Lewat salah satu media online yang gw baca, penyebab utama tuh sidang ricuh karena ketua DPR nya. Marzuki Ali ngedadak nutup sidang, padahal yang gw tau DPR tuh lembaga negara yang bersifat kolektif kolegial, artinya semua anggota Dewan, entah itu ketua fraksi ataupun ketua DPR mempunyai kedudukan yang sejajar. Fungsi dari ketua DPR cuma mengendalikan agenda sidang, memimpin sidang, dan memberi alternatif keputusan, BUKAN MENGAMBIL KEPUTUSAN!.
Menurut data terakhir yang gw liat sampe tulisan ini gw posting, keputusan mengenai sidang lanjutan belum ditentuin. Apakah mau dilanjutin besok atau lusa,
Semoga saja, kasus century yang dah ngehabisisn uang rakyat miliaran itu bisa membuahkan hasil yang memuaskan bagi seluruh rakyat Indonesia. Amin

Menanti Akhir Kasus Century

oleh Imam Solehudin

Bola panas kasus century masih terus berlanjut. Sampai mendekati akhir masa kerja pansus, keputusan final belum juga disepakati. Pasalnya hingga saat ini belum ada kesepakatan bersama soal siapa yang bertanggung jawab terhadap pengucuran dana talangan bank century. Soal pihak yang diduga bertanggungjawab misalnya, sejumlah fraksi terpecah menjadi dua kubu. Mereka yang tergabung dalam koalisi partai pemerintah menilai, pihak yang berperan besar terhadap kasus bailout bank yang kini sudah berganti nama menjadi bank mutiara ini adalah jajaran dewan direksi bank, salah satunya Robert Tantular. Sedangkan fraksi PKS, Golkar, PDIP, dan Gerindra tetap dengan pendiriannya, menilai bahwa yang bertanggung jawab penuh soal pengucuran dana talangan bank century adalah Sri Mulyani dan Boediono, yang dulu masing-masing menjabat sebagai ketua KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan).

Hal tersebut sebagaimana disampaikan pada rapat penyampaian kesimpulan sementara pansus, mengenai hasil investigasi soal penelusuran dana bank century belum lama ini. Sebagaimana yang kita tahu, keempat partai diatas meyebut nama Boediono dan Sri Mulyani sebagai orang yang terlibat dalam kasus bailout century. Pemerintah sepertinya mulai cemas terhadap pandangan beberapa mitra koalisi yang tidak sejalan. Berbagai upaya pun terus dilakukan untuk menjinakan mereka, salah satunya dengan lobi-lobi politik.

Beberapa staf khusus presiden mendatangi para ketua umum parpol atau tokoh yang dianggap punya pengaruh kuat terhadap anggota pansus. Ahmad Syafi’i Ma’arif misalnya, pernah diminta oleh staf khusus presiden untuk menemui presiden SBY, namun mantan ketua PP Muhammadiyah tersebut secara tegas menolak permintaan tersebut dengan alasan masih belum tuntasnya persoalan century. Gerilya yang dilakukan mereka pun tak pelak menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Pemerintah nampaknya mulai sedikit cemas terhadap apa yang terjadi selama proses pengusutan kasus bailout century. Beberapa kejanggalan terhadap aliran dana sedikit-sedikit mulai terkuak, kendati banyak hambatan yang dilalui pansus terutama menyangkut informasi nasabah bank. Hal inilah nampaknya yang menjadi salah satu penyebab mengapa pemerintah begitu intensif melakukan deal-deal politik.

Masyarakat Indoenesia nampaknya mulai harap-harap cemas, karena bisa jadi hasil kinerja pansus kasus bailout yang merugikan negara sebesar 6,3 triliun itu tidak sesuai apa yang diharapkan karena bisa jadi lobi politik yang dilakukan pemerintah akan dapat mempengaruhi hasil pansus. Semoga amanah terhadap para wakil rakyat itu bisa diemban sebaik-baiknya oleh mereka.