AyankMams

AyankMams

Selasa, 11 Mei 2010

Refleksi Kerusuhan Mei 1998 : Potret Buram Aparatur Negara....


Oleh Imam Solehudin

Tragis, itulah kata-kata yang bisa menggambarkan tragedi mei 1998. Peristiwa pahit yang pastinya tidak akan pernah terlupakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Ratusan mahasiswa menjadi korban kebiadaban aparat penegak hukum. Mereka tanpa ampun membredel para generasi muda bangsa dengan senapan dan gas air mata. Puluhan orang dinyatakan hilang pada peristiwa mei kelam itu. Empat orang mahasiswa gugur dalam demonstrasi yang menuntut lengsernya presiden soeharto. Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. 12 Mei 1998 bisa dikatakan sebagai peristiwa kelam dalam dunia kemehasiswaaan Indonesia. Perjuangan keempat putra bangsa itu tidak sia-sia. Tuntutan mengenai lengsernya soeharto yang terpilih sebagai presiden unutk kesekian kalinya berbuah manis. Soeharto pada hari itu lengser dari jabatannya. Rezim yang bertahan selama 32 tahun tersebut akhirnya runtuh oleh teriakan-teriakan mahasiswa. Entah apa jadinya seandainya para mahasiswa tidak melakukan demonstrasi menuntut jatuhnya soeharto pada waktu itu.
Saya jadi teringat mengenai sebuah puisi dari Chairil Anwar yang berjudul Ketakutan '45 :
Mahasiswa Takut oleh Dosen
Dosen Takut oleh Dekan
Dekan Takut oleh Rektor
Rektor Takut oleh Presiden
PRESIDEN TAKUT OLEH MAHASISWA.
Puisi patut kita renungi bersama bahwa kekuatan mahasiswa begitu besar sebagai mitra rakyat. Mundurnya soeharto merupakan contoh konkret betapa besarnya peranan mahasiswa.
Untuk Itu sebagai mahasiswa harus bisa memberikan kontribusi terhadap rakyat. Perjuangan kita saat ini bukan lagi menghadapi senapan, gas air mata, atau water cannon. Perjuangan kita hari ini adalah bagaimana bisa berperan dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pemebangunan negeri ini. Semoga kejadian mei 1998 bisa memotivasi para mahasiswa agar senantiasa berjuang untuk masyarakat.