AyankMams

AyankMams

Kamis, 18 Maret 2010

Mengembalikan Esensi “Demonstrasi”
Oleh Imam Solehudin*

Didalam kehidupan berdemokrasi, kebebasan menyatakan pendapat (aspirasi), termasuk mengkritisi kebijakan yang dibuat pemerintah adalah suatu hal yang sangat penting dalam upaya menciptakan suatu clean government serta good govenrment (tata kelola pemerintahan yang baik). Secara tegas negara menjamin kebebasan warganya dalam menyampaikan pendapat dan tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28. Ini membuktikan bahwa dalam menyampaikan aspirasinya, rakyat diberi kebebesan penuh oleh negara. Kebebasan yang diberikan pun harus dipahami bahwa bukan sebebas-bebasnya, tapi tetap berpegangan terhadap nilai moral dan etika.
Sebagaimana yang kita tau, akhir-akhir ini media sangat intens dalam memberitakan soal demonstrasi yang menjurus anarki (kerusakan). Secara terminologi, demonstrasi merupakan proses penyampaian aspirasi (jalan) terakhir ketika suatu masalah tidak menemui titik terang. Ini merupakan sesuatu hal yang lumrah dalam sebuah proses berdemokrasi. Demonstrasi juga bisa dikatakan sebagai upaya dalam melakukan intervensi terhadap pemerintah dalam mengkritisi setiap kebijakan yang dibuat.
Ada satu hal yang sering dilupakan masyarakat ketika melakukan demonstrasi, yaitu soal kesantunan/etika didalam menyampaikan pendapat. Tak jarang kita melihat aksi-aksi yang dilakukan para demonstran merugikan berbagai pihak.Mereka merusak berbagai fasilitas umum, mencederai orang, bahkan tak sedikit yang berujung pada kematian sehingga esensi demonstrasi yang sejatinya merupakan ciri dari sebuah negara demokrasi berubah menjadi aksi anarki. Etika dan sopan santun merupakan hal yang paling utama dalam setiap proses komunikasi. Tanpa adanya etika mustahil terjadi sebuah kesepahaman komunikasi. Dalam kaitannya dengan demonstrasi, pemerintah memang menjamin kebebasan dalam mengekspresikan aspirasinya, tapi bukan berarti demonstrasi menjadi kebablasan kemudian menajadi anarki.
Diperlukan sebuah persiapan matang memang ketika kita hendak melakukan aksi. Fungsi manajemen dalam demonstrasi sangat penting terutama untuk mengontrol massa. Hal ini berlaku juga untuk pihak aparat sebagai pengaman. Merekalah yang bertanggung jawab didalam mengontrol kondisi di medan aksi. Pihak aparat, terutama kepolisian pun harus betul-betul bersikap profesional terhadap para demonstran, karena tidak mungkin terjadi sebuah kericuhan tanpa ada sebab. Sering kita melihat bahwa beberapa oknum polisi melakukan tindak kekerasan terhadap para demonstran, dan tak jarang melakukan provokasi. Mari kita kawal proses demokrasi di negeri ini. Semoga peristiwa yang terjadi di Makasar beberapa waktu lalu bisa dijadikan sebuah pelajaran bagi kita semua.

0 komentar:

Posting Komentar