AyankMams

AyankMams

Senin, 05 Juli 2010

Menanti Sang Nahkoda KPK


Komisi Pemberantasan Korupsi, sebuah nama yang cukup membuat para koruptor merinding. Sebagai salah satu lembaga penegak hukum, KPK memiliki kewenangan yang cukup luas dalam memberangus para "pencuri kekayaan negara". Lewat KPK sebagian tersangka korupsi berhasil diadili. Salah satu prestasi KPK adalah ketika berahasil ,menahan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Tantowi Pohan,yang notabene besan presiden SBY. Pohan ditahan bersama tiga rekannya sesama mantan Deputi Gubernur BI, yaitu Bunbunan EJ Hutapea, Maman Soemantri, dan Aslim Tadjuddin. Penahanan terkait kasus aliran dana Rp 100 miliar dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) dan BI tahun 2003 (antikorupsi.com).
Sayang ditengah gencarnya pemberantasan korupsi, Institusi penegak hukum itu kini tengah mengalami lesu darah. Hal itu terkait banyaknya kasus serta kriminalisasi yang dilakukan terhadap pimpinan KPK, mulai dari konflik POLRI vs KPK, hingga kasus pembunuhan Nasrudin yang melibatkan Big Bos KPK, Antasari Azhar. Pelaksana tugas (PLT) ketua KPK pun, Tumpak Hatorangan tidak bisa bekerja optimal, sebab hanya menjadi ketua sementara, dan sekarang dia tidak lagi menjabat sebagai ketua KPK. Praktis, jabatan ketua kini menjadi kosong. Masalah yang menimpa paran pimpinan KPK tersebut membuat kinerja pemebrantasan korupsi menjadi tidak optimal.
Tanggal 25 Juni kemarin, MENHUKAM Patrialis Akbar, secara resmi mengumumkan pembukaan pendaftaran ketua KPK. Antusiasme masyarakat cukup besar, terbukti peserta yang mendaftar sangat banyak. Pendaftar berasal dari berbagai kalangan, mulai dari advokat, pengusaha, hingga PNS. Kekhawatiran sempat muncul ketika tidak adanya sosok yang yang familiar dan memiliki track record mumpuni untuk mengurusi KPK. Namun, masyarakat akhirnya bisa bernafas lega ketika Busyro Muqodas, mantan ketua Komisi Yudisial, serta anggota dewan pertimabangan presiden (watimpres), Jimly Ash-Shiddiq ikut mendaftar. Mereka diprediksi berpeluang besar menjadi KPK 1. Lalu figur seperti nahkoda baru KPK apa yang diinginkan masyarakat?. Masyarakat tentunya sangat berharap pimpinan KPK nantinya memiliki loyalitas serta integritas dalam mengawal pemerintah. Ketua KPK harus berani dalam memberantas pelaku korupsi kelas kakap, singkatnya tak pandang bulu, jangan hanya maling kelas teri saja yang diusut, Sebuah tugas maha berat memang bagi siapapun yang nantinya menjabat. Semoga pemimpin KPK yang baru, mampu membawa perubahan besar terhadap masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar